BAB I
PENDAHULUAN
Konversi lahan dan iklim yang tidak
menentu merupakan salah satu masalah pokok dalam bidang pertanian. Luas lahan
yang dikonversi ke bidang non pertanian lebih banyak dari pada konversi lahan
dari bidang non pertanian ke bidang pertanian maupun usaha pembukaan lahan
baru. Luas lahan pertanian yang semakin sempit
dituntut agar dapat memenuhi kebutuhan manusia yang populasinya
bertambah secara deret hitung. Iklim yang tidak menentu dan bencana alam yang
dapat terjadi kapan saja sering menjadi penyebab turunnya tingkat produktivitas
bahkan gagal panen.
Manusia telah menghabiskan 10.000
tahun terakhir untuk menguasai bidang pertanian. Inovasi terus dikembangkan
agar dapat menyeimbangkan produksi pangan yang bertambah secara deret hitung
dengan populasi manusia yang bertambah secara deret ukur. Salah satu negara
yang telah menerapkan teknologi canggih di bidang pertanian adalah Jepang.
Dewasa ini indoor farm tengah
berkembang di Jepang. Seorang ahli
fisiologi tanaman berkebangsaan Jepang yang bernama Shigaharu Shimamura telah
memindahkan pertanian berskala industrial ke dalam ruangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Persilangan dua atau lebih bidang ilmu pengetahuan dalam satu penerapan,
dapat meningkatkan pencapaian suatu usaha. Mirai Co., dan General Electric(GE)
adalah salah satu keberhasilan persilangan dua ilmu pengetahuan yang maju.
Mirai Co. adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dalam
ruangan. Sementara GE adalah perusahaan yang memfokuskan diri pada
infrastruktur teknologi. Keduanya berkolaborasi untuk membangun sebuah lahan pertanian dalam ruangan terbesar di dunia.
Shigeharu Shimamura, seorang fisiologis tumbuhan adalah CEO dari Mirai Co..
Dia telah mengubah pabrik semikonduktor
Sony Corporation menjadi lahan pertanian dalam ruangan. Uniknya lahan pertanian
ini tidak menggunakan cahaya matahari melainkan pencahayaan dari LED yang dikembangkan oleh
GE.
Ide untuk mendirikan lahan pertanian dalam ruangan
terlahir saat Shimamura masih remaja. Ia terinspirasi dari hasil kunjungannya
ke 'Pabrik Sayur' pada Expo '85 di Tsukuba, Jepang. Berbekal pendidikan
fisiologi tumbuhan di Universitas Pertanian & Teknologi Tokyo, Shimamura memulai
sebuah perusahaan pertanian dalam ruangan bernama Mirai,
yang dalam bahasa Jepang berarti “masa depan.”
Konsep
tersebut dimulai
pada tahun 2011, ketika GE mendekati Shimamura dengan ide untuk menggunakan
lampu LED canggih untuk menerangi pertanian. Lampu-lampu LED ini bertahan lebih
lama dan mengkonsumsi daya 40 persen lebih sedikit daripada lampu neon.
Perusahaan-perusahaan mulai menguji teknologi ini pada bulan Maret 2012 dan
datang dengan desain akhir setahun kemudian.. GE meyakini bahwa sistem lahan
pertanian dalam ruangan seperti yang dikelola oleh Mirai Co. dapat menjadi
solusi krisis pangan dunia.
1.1 CARA KERJA
Lampu
LED merupakan bagian yang penting dari ‘sihir’ pertanian dalam ruangan. LED yang telah
direkayasa dapat menghasilkan cahaya dengan
panjang gelombang yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Sehingga siklus siang dan malam dapat diatur untuk
meningkatkan laju pertumbuhan tumbuhan. “Apa yang perlu kita lakukan
bukan lagi hanya menyiapkan siang dan malam,” katanya. “Kami ingin mencapai kombinasi terbaik dari fotosintesis pada siang
hari dan pernapasan di malam hari dengan mengontrol pencahayaan dan lingkungan.”
1.2 PRODUKTIVITAS
Sistem lahan pertanian ini menggunakan 17.000 LED pada lebih dari 18 Rak
setinggi 15 tingkat. GE menggunakan desain yang cukup ramping, mampu
menghasilkan cahaya yang seragam dan tahan kelembaban tinggi. "Dengan
begitu, kami dapat menaruh lebih banyak rak sehingga produktivitas meningkat
drastis", kata Tomoaki Kimura, Manager GE Lighting Jepang.
Inovasi indoor ini membuat Mirai Co. dapat menghasilkan
selada penuh vitamin dan mineral 2,5 kali lebih cepat daripada lahan pertanian
pada umumnya. Produktivitas layak konsumsi juga meningkat dari 50% menjadi 90%.
Singkatnya, sistem ini mampu melipat gandakan produksi hingga 100 kali lipat
per ft2 atau 1000 kali lipat per m2. Temperatur,
kelembaban udara dan irigasi telah diatur agar lahan pertanian dapat berjalan
hanya dengan 1% dari jumlah air yang diperlukan lahan pertanian konvensional.
Pertanian
ini mempunyai luas setengah ukuran lapangan sepak bola (25.000 kaki persegi).
Perkebunan ini dibuka pada bulan Juli dan sudah memproduksi 10.000 krop selada
per hari. “Saya tahu bagaimana menanam sayuran biologis yang baik dan saya
ingin mengintegrasikan pengetahuan dengan hardware untuk membuat hal itu
terjadi,” kata Shimamura.
Gambar 2.
Mirai Co. hasilkan 10.000 selada setiap harinya (Dok. GE Reports)
|
1.3 RAMAH LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN
Pertanian
indoor yang diterapkan oleh Mirai Co.
tidak hanya menggunakan inovasi lampu LED, tapi juga menggabungkan inovasi
vertikultur dan hidroponik. Beberapa teknologi yang juga diterapkan tertera
pada gambar dibawah ini:
Gambar 3. Teknologi yang diterapkan oleh Mirai Co.
Teknologi yang digunakan diatas tidak
merusak menyebabkan degradasi lahan ataupun peningkatan gas CO2 seperti
greenhouse effect. Bahkan
teknologi yang digunakan dapat memungkinkan presentase panen tanaman organik
lebih tinggi juga mengurangi produk buangan dari 30-40%
menjadi 2-3% dari panen, dibandingkan dengan perkebunan konvensional.
Gambar 4. Perbandingan hasil panen
selada menggunakan LED dan konvensional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar